Best Survey Site

12/31/2012

Renungan Tahun Baru

Detik-detik menuju tahun baru nih~ euphoria di tengah kota, kembang api yg -kalau katanya syahrini- cetar membahana, semangat baru membuat resolusi. :) welcome new year!
Yah, berhubung malem tahun baru ini lagi sepi ajakan, maka saya manfaatkan untuk merenungi nasib saya setahun ini. (๑-﹏-๑) *kelihatan jomblonya* . Tak apalah saya menjomblo, asal bahagia. ;)
Malah bahas status.. ( ̄へ ̄)
Malam tahun baru, kita sibuk merayakannya untuk berpesta pora, menyalakan kembang api, ganti kalender, dll. Intinya bersenang-senang. Sebenarnya buat apa? Well, karena saya nggak berpesta saya jadi kepikiran :p . Sebenarnya buat apa sih berpesta pora di malam tahun baru? Merayakan berakhirnya tahun? Buat apa? Bukannya tahun baru itu sama saja dengan hari lain?

12/20/2012

Renungan: bagian negatif

Malem-malem habis hujan gini, bikin mood "ngegalau" muncul. Iseng baca timeline twitter, dan menemukan tweet ini:

"@hurufkecil: "when people are being really polite with you, they are actually not," my imaginary friend said."

Jadi kepikiran. :p mau nyoba lihat dari sudut pandang si "negative thinking" ah~…

Ya, kita memang nggak pernah tahu apa yang benar-benar ada di pikiran orang lain. Kita bisa mencoba menerka apa yang mereka rasakan, tapi nggak bisa benar-benar tahu dan paham rasanya. Terkadang terdengar bohong banget, ketika ada orang yang bilang, "aku tahu kok rasanya. Aku juga pernah ngalamin itu", atau "aku paham apa yang kamu rasain".
Yakin? Kalau bahasa gaul sekarang, "enelan? Ciyus? Mi apah?" *disambit*

Tetap saja, setiap orang menangkap rasa atau masalah yang dihadapinya berbeda-beda. Misalnya, si A diputusin pacarnya, si B beberapa saat kemudian juga diputusin pacarnya. Apa reaksi mereka berdua sama? Tergantung mental mereka masing-masing. Anggap aja A dan B kadar rasa sayang mereka ke pacarnya itu sama. A nangis cukup sehari, B nangis gluntungan 3 hari. Apa rasanya sama?

Nah, balik lagi ke tweet tadi. Apa hubungannya sama tweet tadi? Tweet itu memancing saya untuk memunculkan sisi "negative thinking" saya. Kita tidak bisa benar-benar tahu apa yang orang lain rasakan ketika mereka berhadapan dengan kita. Apakah itu wajah mereka yang asli atau sebuah topeng? Apakah mereka benar- benar berbuat baik kepada kita atau justru menusuk dari belakang? Bisa saja mereka memasang muka manis dihadapan kita, namun dibelakang mereka mengatakan betapa buruknya kita kepada orang lain. Bisa saja mereka begitu sopan dan ramah kepada kita, tapi dibelakang kita mereka mengacungkan jari tengahnya ke arah kita! Bisa saja mereka tersenyum manis dihadapan kita, lalu kemudian mengalihkan pandangannya dari kita dan menunjukkan wajah muaknya. Bisa saja mereka bersikap baik agar kita lebih cepat menyelesaikan urusannya dengan mereka.

But, hey! Don't forget! Sometimes ( or maybe ussually ), we also did that! Kita bersikap sopan di hadapan orang tua, kenyataannya kita malas menghadapi mereka. Bersikap manis dengan orang lain, lalu mengacungkan jari tengah saat orang itu tidak melihat. Masih banyak lagi tindakan seperti itu. Ketika kita berperilaku begitu baik, sopan dan manis, padahal kenyataannya tidak.

Jadi, intinya jangan terlalu percaya pada orang lain sepenuhnya. Jika kita sendiri bisa berbuat seperti itu, orang lain juga bisa melakukannya. Atau malah lebih buruk? Jangan menggantungkan diri kepada orang lain dengan mudah. Mereka belum tentu menyukai kita. Mereka belum tentu memilik pandangan yang sama dengan kita tentang hubungan yang sedang berjalan. Teman? Sahabat? Kenalan? Orang menyebalkan? Atau malah kita dianggap musuh?

*note: ini hanya suatu renungan naif saya. Hanya bentuk pemikiran yang tidak berteori dan hanya berdasarkan perasaan. Dan ini dilihat dari sisi negatif. Sisi positif akan ditulis di lain kesempatan. mohon maaf jika isinya ngawur dan terlihat sangat naif dan dangkal. :p

12/10/2012

Jalan-jalan sendiri yuk!

Terkadang mengambil waktu untuk jalan-jalan/ makan di luar sendiri bisa sangat menarik. Kita bisa melihat sepenggal kehidupan orang lain di saat kita duduk / jalan-jalan sendiri. Sedangkan ketika kita bersama orang lain, kita lebih sering mengalihkan perhatian kita kepada orang itu, yg notabene kita sudah mengetahui lebih dari sepenggal atau sebagian besar kisah hidupnya. Itu kurang menarik. "Bored" , kalau kata Sherlock Cumberbatch. Kebanyakan orang yg berjalan bersama-sama memiliki sepenggal kisah yg sama. Satu sekolah, kelas yang sama, pekerjaan yang sama, tujuan yang sama.

Saat kita sendiri dan memperhatikan orang lain, kita menemukan sepenggal cerita yg berbeda. Coba duduk di suatu kafe atau tempat makan dimana kita bisa melihat banyak orang lewat. Mall atau di pinggir jalan. Di sana kita akan melihat beberapa orang yang lewat. Perhatikan lebih dalam lagi, perhatikan bagaimana ekspresinya, raut mukanya. Ada yang sedang menikmati makan siang bersama pacar, ada yang bingung memesan makanan, ada yang menunggu kehadiran seseorang, ada yang asyik bersms ria. Begitu banyaaaak ekspresi yg kita lihat. Ada juga orang yg bosan menjaga barang jualannya. Mari kta ambil beberapa dan kita baca sepenggal kisahnya. :)

Di luar sana, ada seorang kakek tua. Berjalan tanpa sandal dan dengan bantuan tongkat yang dibuat dari kayu seadanya. Pakaiannya compang-camping. Kakek ini memang membutuhkan bantuan. Namun, ia tidak mendatangi orang per orang untuk meminta-minta belas kasih mereka.

Next, kalau tadi seorang kakek, sekarang seorang ayah bersama anaknya yang sudah dewasa. Mereka bukan orang berada. Baju si anak lusuh, terlihat baju yg sudah cukup lama ia miliki. Si ayah, mengajak si anak makan bersama setelah sekian lama tidak berjumpa. Cukup canggung nampaknya. Namun, mereka terlihat senang. :)

Selanjutnya, sekelompok remaja dengan sikap "sok" dewasanya. Terlihat dari cara jalannya, cara merapikan rambut, berbicara. Suatu saat nanti mereka akan tertawa mengenang dimana mereka begitu naif dan berlagak dewasa. Itu kenangan yang menarik.

At Least but not last, seorang anak yang menikmati acara berbelanja bersama ayah dan ibu. Tawanya yang riang terlihat begitu menggemaskan. :)

==========================

Ketika sedang sedih, bingung, atau memang ingin sendiri, nggak ada salahnya coba luangkan waktu untuk melihat sepenggal kisah orang lain. Nantinya kita akan menyadari begitu menariknya hidup ini. Ada begitu banyak cerita. Ada yang lebih bahagia atau mungkin lebih kesusahan daripada kita, namun mereka tetap memilih untuk dan hidup hingga saat ini.