BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1950, Korea Selatan merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Hingga satu dekade berikutnya, negara ini masih tertinggal dari tetangganya, Korea Utara. Akibat kependudukan Jepang dan Perang ‘saudara’ Korea, negeri ini nyaris berada di ambang kehancuran. Meskipun begitu, Korea Selatan yang pada saat itu masih mengandalkan sektor pertanian untuk menunjang perekonomian mereka dengan pendapatan per kapita negara masih di bawah 100 dolar Amerika Serikat, terus berpacu dengan waktu.
Di tahun 1960-an, pendapatan per kapita Korea Selatan terus merangkak naik hingga ke 100 dolar per kapita. Tahun 1995, melonjak menjadi 10.000 dolar. Dan di tahun 2007, pendapatan per kapita Korea Selatan berhasil menyentuh angka 25.000 dolar, yang artinya pendapatan per kapita Korea naik 235 kali lipat.
Krisi ekonomi yang meanda Asia di tahun 1977 tidak lantas menghancurkan pertahanan perekonomian Korea Selatan. Lewat sektor industri dan konstruksi, ekonomi Korea Selatan perlahan mulai bangkit kembali pada tahun 2002.
Pada tahun 2005, Korea Selatan yang mengembangkan infrastruktur teknologi telah mengantarkannya sebagai negara termaju. Selain memiliki akses internet tercepat, Korea Selatan memiliki industri otomotif yang berada di peringkat ke-5 di dunia. Peranan sektor industri otomotif ini menunjukkan kontribusi yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Kontribusi yang semakin pesat dari sektor industri otomotif mendorong pertumbuhan perekonomian Korea Selatan, baik secara perlahan ataupun cepat.
Disebabkan beberapa hal di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam dan melakukan beberapa analisis mengenai peran atau kontribusi sektor industri otomotif terhadap perekonomian Korea Selatan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah, yaitu : "Bagaimana pengaruh industri otomotif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Korea Selatan?”
1.3.Kerangka Teori
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi.Dalam makalah pertumbuhan ekonomi ini,penulis ingin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi:
a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi .
1. Teori Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.
2. Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihara tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.
3. Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .
4. Model Pertumbuhan Lewis
Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk di sektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.
5. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsumsi tinggi.
BAB II
Pengaruh Industri Otomotif Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan
Korea Selatan, yang merupakan salah satu Macan Asia, telah menjadi kekuatan utama dalam perekonomian dunia saat ini. Dengan populasi hanya sekitar lima puluh juta orang, Korea Selatan memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dengan PDB (nominal) 1,151 triliun dolar, membawanya menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia (peringkat ke 15 di dunia) (CIA, 2009). Perkembangan ekonomi Korea Selatan terlihat jelas dari GDP riil yang meningkat 8 persen per tahun, dari 2,7 miliar dolar di tahun 1962 menjadi 230 miliar dolar pada tahun 1989. Awal pembangunan ekonomi Korea Selatan, kebanyakan lebih mengarahkan sebagian besar pekerjaan padat karya ke sektor industri. Chaebol, konglomerat besar Korea Selatan mulai menunjukkan diri mereka di hadapan dunia. Pabrik di Seoul dan Provinsi Gyeonggi berkontribusi memperkerjakan hampir setengah dari jumlah tenaga kerja yang ada di di negara tersebut, dengan jumlah 2,1 juta pekerja pabrik (Green, 1992). Sepanjang tahun 1960-an - 1980-an, sektor kontribusi utama bagi perekonomian Korea Selatan adalah perkapalan, pertambangan, konstruksi, persenjataan, dan industri otomotif.
A. Industri Otomotif di Korea Selatan
Industri otomotif Korea Selatan merupakan kelima terbesar dalam hal volume produksi dan keenam terbesar dalam hal ekspor di tahun 2010. Pada awal tahun 1970-an, industri otomotif Korea Selatan mulai berkembang dari industri kecil yang dikontrol pemerintah menjadi pemain penting di pasar dunia. Tiga perusahaan besar—Hyundai Motor Company, Daewoo Motor Corporation, dan Kia Motors Corporation— menyumbang sekitar 90 persen di pasar Korea Selatan, sementara sisanya berasal dari produsen kecil dan impor. Kia, perusahaan otomotif terbesar kedua di Korea Selatan, diakuisisi oleh Hyundai pada tahun 1998. Kolaborasi antara Hyundai dan Kia menduduki peringkat ke-5 dalam hal produksi di dunia setelah Toyota, GM, Volkswagen, dan Ford.
Pada tahun 2010, industri otomotif Korea Selatan berhasil keluar dari efek spill over depresi ekonomi global yang terjadi selama dua tahun terakhir dan berhasil mencapai rekor terbesarnya. Korea Selatan mengambil manfaat dari kecepatan pemulihan pasar otomotif dunia dan mengambil tindakan merilis model baru secara berturut-turut, seperti Hyundai Avante, Kia Sportage, Renault Samsung SM5, Accent dan GM Korea Alpheon. Langkah yang diterapkan ini menyebabkan peningkatan permintaan dalam dan luar negeri. Penjualan impor mobil di pasar Korea Selatan tercatat sebesar 97.000 unit dan kembali mencetak rekor tertingginya.Hubungan tenaga kerja yang stabil membuat produksi lancar, sehingga perusahaan-perusahaan otomotif-besar memanfaatkan peningkatan produktivitas dan tingkat operasi.
Produksi kendaraan bermotor di tahun 2010 mencatat kenaikan sebesar 21,6% menjadi 4,3 juta unit, menyebabkan lompatan tinggi pada ekspor dan pertumbahan penjualan domestik yang stabil. Terlepas dari tidak adanya insentif dari pemerintah, penjualan domestik meningkat sebesar 5,1% yang didorong oleh kecenderungan ekonomi yang mulai pulih dari krisis dan kepercayaan konsumen, ditambah dengan adanya variasi model baru.
Total penjualan otomotif ekspor di tahun 2010 tercatat sebesar 54.4 juta dolar amerika dan mengambil 11,7% dari total ekspor di Korea Selatan. Sementara, penjualan otomotif impor melonjak 40,5% menjadi 97.000 unit, dan menyumbang 7,8% dari pasar Korea Selatan.
Hingga kini, Korea Selatan dicap sebagai salah satu negara industri otomotif yang paling maju dan canggih di dunia, bersaing dengan negara super power lain seperti Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.
B. Kontribusi Sektor Industri Otomotif pada Perekonomian Korea Selatan Khususnya terhadap PDB
Industri otomotif umumnya merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam mengukur tingkat industri suatu negara, karena menghasilkan nilai tambah yang besar terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi satu kendaraan yang biasanya terdiri dari kurang lebih 20.000 bagian, masing-masing memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di suatu negara. Oleh karena itu, industri otomotif biasanya memiliki dampak yang besar khususnya di bidang ekonomi di negara mana pun. Industri otomotif merupakan industri padat teknologi yang menggunakan banyak teknologi yang dikembangkan dari industri lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa industri otomotif adalah tulang punggung perekonomian banyak negara.


Source: World Travel & Tourism Council
Sektor industri otomotif merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian Korea Selatan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pada tahun 2011 kontribusi sektor industri otomotif terhadap pembentukkan PDB adalah berkisar 21,3 % (World Travel & Tourism Council, 2012). Pangsa sektor industri tersebut jauh berada di atas sektor-sektor lainnya termasuk sektor pelayanan keuangan, yang memiliki pangsa sekitar 15,5 %. Hal ini menunjukan bahwa sektor industri selama kurun waktu tersebut merupakan sektor yang paling dominan kedudukannya dalam hal penciptaan PDB.Lebih lanjut, kontribusi dari setiap sektor terhadap PDB dapat dilihat dari laju pertumbuhannya. Berdasarkan laju pertumbuhannya dalam pembentukan PDB diketahui bahwa sektor industri otomotif mengalami laju pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, laju pertumbuhan yang dicapai selalu mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan yang relatif bervariasi antar berbagai sektor tersebut tentunya disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sektor tersebut baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut merupakan analisis kontribusi sektor industri otomotif terhadap PDB.
Analisis Kontribusi Sektor Industri Otomotif terhadap PDB
Salah satu ukuran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Ukuran pendapatan nasional yang sering digunakan adalah Produk Domestik Bruto. Di negara-negara berkembang, yang sering dinamakan sebagai “Dunia Ketiga”, konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting apabila dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai total nilai atau harga pasar (market prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun) (Muana Nanga, 2001). PDB merupakan indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara. Apabila PDB-nya menunjukkan adanya peningkatan, maka dapat dikatakan perekonomian negara tersebut menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Berikut merupakan grafik sektor-sektor pembentuk PDB Korea Selatan tahun 2000 hingga tahun 2022 atas dasar prediksi yang dilakukan oleh lembaga World Travel and Tourism Council.

Secara nasional, laju pertumbuhan PDB sejak tahun 1990 hingga tahun 2022 cenderung meningkat, namun apabila dilihat dari tiap sektor yang ada, terdapat perubahan yang sangat bervariasi.Pembahasan kali tidak akan membahas keseluruhan kontribusi sektor yang ada, melainkan lebih terfokus pada sektor industri otomotif. Setelah mengamati grafik di atas, sektor industri otomotif yang merupakan leading sector mempunyai nilai PDB yang paling tinggi dibanding dengan sektor-sektor yang lain, mulai dari tahun 2000 hingga tahun 2011.Leading sector disini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri, maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya semisal sektor komunikasi, keuangan, pertambangan, dan lain sebagainya. Dari tahun ketahun sektor industri otomotif selalu memberikan peningkatan jumlah yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dengan pergerakan grafik yang terus menanjak dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Meskipun terjadi peningkatan secara terus-menerus, sektor industri tidak selalu mengalami pertumbuhan yang positif atau dengan kata lain mengalami pertumbuhan negatif. Pertumbuhan negatif ini terlihat pada tahun 1998, dimana pada saat itu Korea Selatan mengalami terkena dampak krisis ekonomi Asia , yang membuat pertumbuhan dari sektor industri otomotif mengalami pertumbuhan negatif. Krisis ekonomi Asia tersebut sebenarnya terjadi pada tahun 1997, dimana Kia Motors (salah satu perusahaan otomotif di Korea Selatan) mengalami masalah keuangan dan ikut menarik Korea Selatan ke dalam krisis ekonomi Asia. Kemudian pada tahun 1998, Hyundai Motors mengambil langkah mengakuisisi Kia perlahan-lahan mampu mengurangi dampak krisis tersebut dan hasilnya pada tahun 2000 nilai yang dihasilkan dari sektor industri otomotif kembali tinggi.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Sektor Industri Otomotif terhadap PDB
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, yakni meskipun sektor industri mengalami kenaikan secara terus-menerus, namun bukan berarti kenaikan tersebut disertai dengan pertumbuhan yang positif atau dengan kata lain sektor industri mengalami pertumbuhan secara negatif. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan besar-kecilnya peranan atau kontribusi sektor industri terhadap PDB :
· Faktor yang mempengaruhi meningkatnya nilai Sektor Industri Otomotif terhadap PDB :
a) Membaiknya permintaan pasar domestik yang searah dengan mulai pulihnya daya beli masyarakat
b) Cukup tingginya permintaan pasar luar negeri
c) Terciptanya berbagai inovasi dari produk industri otomotif yang mampu mendongkrak pasaran
d) Tersedianya prasarana secara lebih memadai
e) Naiknya nilai mata uang Yen Jepang
f) Harga yang bersaing
· Faktor yang mempengaruhi menurunnya nilai Sektor Industri Otomotif terhadap PDB :
a) Naiknya harga minyak dunia
b) Lambatnya pertumbuhan penjualan otomotif domestik
c) Kurangnya teknologi, peralatan modal, dan industri komponen yang dibutuhkan dalam industri otomotif.
d) Keterbatasan model yang ditawarkan untuk penawaran ekspor
e) Persaingan global yang makin kompetitif
f) Rumitnya pajak kendaraan yang diterapkan oleh pemerintah
Faktor yang paling mempengaruhi besar kecilnya kontribusi sektor industri otomotif terhadap PDB Korea Selatan adalah proses industrialisasi yang menggeser struktur perekonomian tradisional yaitu mengandalkan sektor pertanian menjadi sektor industri yang menjadi tumpuan utama. Pemerintahlah yang memiliki peran penting dalam merubah kebijakan yang awalnya mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber perekonomian terpenting, menjadi sektor industri sebagaimana yang dilakukan di negara-negara maju. Semakin pemerintah gencar dan memberikan kemudahan baik dalam hal birokrasi maupun dalam hal manajemen, permodalan, dan pemasaran, maka tidak akan diragukan lagi jika sektor industri otomotif akan terus mengalami pertumbuhan positif dan kontribusi terhadap pembentukan PDB akan semakin membesar dari waktu ke waktu.
D. Peran Pemerintah
Peran pemerintah Korea Selatan terkait dengan industri otomotif:
Kebijakan untuk meningkatkan produksi otomotif:
· Dukungan keuangan untuk pemasok suku cadang mobil dan pinjaman / pembiayaan industri mobil,
· Penurunan pajak sementara: pengurangan 30% pajak individu masa pertanggungan sampai setengah kuartal kedua tahun 2009,
· Subsidi bagi pemilik mobil yang menjual mobil tua mereka demi membeli kendaraan yang lebih kecil,
· Insentif untuk pajak kendaraan hybrid: Max. dari 3,1 juta Won per kendaraan ($ 2.000 USD / \ 195.000 JPN).
Kebijakan untuk mendukung gerakan ramah lingkungan “Green Growth”:
· Mempromosikan penggunaan kendaraan Hybrid dan bio-fuel,
· Mendorong dan mendidik kebiasaan eco-driving,
· Menerapkan kebijakan untuk penggunaan bahan bakar yang efisien dan mendukung perkembangan teknologi mobil ramah lingkungan,
· Sistem transportasi ramah lingkungan.
Keterlibatan FTA (Korea-AS, Korea-Uni Eropa, perjanjian Korea-India CEPA dan lain sebagainya).
Karena efek dari krisis ekonomi global, produsen mobil Korea Selatan menyelaraskan strategi mereka agar sesuai dengan situasi saat ini. Hyundai Automotive Group terdiri dari Hyundai dan Kia Motors dipandang sebagai produsen otomotif yang paling tangguh karena mereka memiliki berhasil lolos dari krisis ekonomi global yang melanda. Selain itu, mereka memiliki pasar di luar negeri yang menjanjikan, terutama di pasar Amerika Serikat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemabahasan dan analisis data di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Korea Selatan berhasil mengejar ketertinggalannya dengan memusatkan pekerjaan padat karya ke sektor industri, terutama industri otomotif.
2. Industri otomotif merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian Korea Selatan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
3. Faktor yang mempengaruhi meningkatnyanilai Sektor Industri Otomotif terhadap PDB :
a. membaiknya permintaan pasar domestik yang searah dengan mulai pulihnya daya beli masyarakat,
b. meningkatnya mata uang Yen Jepang,
c. cukup tingginyapermintaan pasar luar negeri.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi menurunnyanilai Sektor Industri Otomotif terhadap PDB :
a. naiknya harga minyak dunia
b. Kurangnya teknologi, peralatan modal, dan industri komponen yang dibutuhkan dalam industri otomotif.
c. Persaingan global yang makin kompetitif
d. Rumitnya pajak kendaraan yang diterapkan oleh pemerintah
B. Saran
Untuk periode saat ini, sebaiknya produsen otomotif berfokus kepada kelangsungan hidup. Semua perusahaan serta pemasok mereka, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan harus memiliki fasilitas dan lini produk yang cepat untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi industri otomotif. Melihat tren pasar saat ini, permintaan lebih didominasi oleh mobil hemat bahan bakar, ramah lingkungan dan bertenaga alternatif. Contohnya, Honda, yang dengan cepat memproduksi SUV yang lebih besar, ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Perusahaan industri otomotif Korea Selatan harus mengambil langkah yang lebih maju jika tidak mau mengalami nasib yang sama seperti yang Ssyang Yong motor, yang terjebak dengan produksi SUV yang boros bahan bakar dan sekarang menghadapi kebangkrutan.
Sementara untuk sisi pemerintah, dalam menjaga kestabilitasan produktivitas sektor industri agar dapat tumbuh secara positif dan berlangsung secara terus-menerus, pemerintah harus lebih aktif dalam melakukan berbagai tindakan maupun dalam pembuatan kebijakan-kebijakan yang berdampak baik bagi sektor perindustrian sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan sektor industri. Selain itu, pemerintah juga harus mengembangkan industri-industri yang masih berskala kecil, agar menjadi industri yang mampu bersaing bersaing dengan industri-industri besar yang sudah ada. Lalu, pemerintah juga harus berusaha secepat mungkin menekan atau mengurangi faktor-faktor penghambat pertumbuhan sektor industri, karena persaingan global yang semakin kompetitif, sehingga apabila pemerintah tidak bertindak secepat mungkin menekan atau mengurangi faktor-faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan sektor industri, kemungkinan krisis ekonomi global akan muncul kembali dan mungkin akan berdampak lebih parah dari yang sudah terjadi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar: Makro Ekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tambunan, 2001. a dan b Definisi dari pertumbuhan ekonomi. jurnal makro ekonomi. Surabaya
Choi, Jason. 2013. South Korean Automotive Industry. StudyMode.com. http://www.studymode.com/essays/South-Korean-Automotive-Industry-1570341.html diakses pada 23 Juli 2013.
Lee, Daechang. 2002. Korean Automotive Industry in Transition. Dspace@MIT http://dspace.mit.edu/handle/1721.1/1453 diakses pada 23 Juli 2013.
Ebert, Robert R dan Mariel Montoney. 2007. Performance of the South Korean Automobile Indutry in the Domestic and United States Markets. The Baldwin-Wallace College Journal of Reseach and Creative Studies. Alabama.
World Travel and Tourism Council. 2012. How does Travel & Tourism compare to other sectors?. http://www.wttc.org/site_media/uploads/downloads/South_Korea_sector_release_study.pdf diakses pada 23 Juli 2013.
Kinanti, Arum. 2013. Korea Selatan Andalkan Teknologi untuk Pertumbuhan Ekonomi. Detikcom. http://finance.detik.com/read/2013/05/25/130459/2255725/4/korea-selatan-andalkan-teknologi-untuk-pertumbuhan-ekonomi diakses pada 21 Juli 2013.
KAMA. 2011. Annual Report Korean Automobile Industry. http://www.4uauto.com/uploadfile/2011/1122/20111122034505113.pdf diakses pada 22 Juli 2013
Green, Andrew E. 1992. South Korea’s Automobile Industry: Development and Prospects. Asian Survey, Vol. 32, pp 411-428.
Lee, Choong Y. 2011. The Rise of Korean Automobile Industry: Analysis and Suggestions. Zenith, Vol.1.
No comments:
Post a Comment