M artinya bukan magang, tapi malam. Kalau H -1 kan hari sebelum, M -1 malam sebelum. :p
Waaaa... besok pagi udah mulai magang.. >__< Bismillah~ Semoga besok sukses. Bisa bangun pagi, performa fit, kerjaan lancar. Ayo semangat!!!
-.-
Mendadak ada gangguan datang. Teman saya magang. Nyetel dangdut! Goyang maaaang!!! :D Berasa kaya mantenan. Saya bingung mau cerita apaan. Buyar dah.. -.-
Ya udah.. lanjut ke renungan positif aja yah.. Kan saya utang itu. Mulai darimana ya... Mulai dari saya deh.
Entah saya ini bodoh, terlalu polos atau gampang percaya sama orang lain. Saya hampir selalu melihat sisi positif orang yang saya jumpai. Misalnya kemarin, kami mau ke suatu swalayan dan tidak tahu arah, rasanya saya ingin bertanya kepada orang yang lewat di depan saya. Kemudian teman saya bilang bahwa saya harus memilih orang yang bagaimana yang saya tanya. Lihat dari penampilannya, katanya. Iya sih, emamng orang itu penampilannya kurang meyakinkan.
"Don't judge a book by it's cover"
ya, jangan menilai buku dari sampulnya. Lihat dari harganya *digeplak
Hati orang siapa yang tahu, ya kan? Penampilannya bisa saja kurang meyakinkan, tapi hatinya baik dan bisa dipercaya. Well, kita tetap harus melihat-lihat juga sih.. (u.u) Jangan asal percaya..
Setidaknya, pasti ada sisi positif dari orang yang kita jumpai, segahar apapun tampangnya, se'belel' apapun penampilannya.
yah, barusan tadi ada orang yang memikirkan negatif dari orang lain. Entah itu benar atau tidak, masih belum bisa dipastikan.
"Lihat orang itu inget bagi buat kita nggak?"
beberapa saat kemudian.
"dia nggak bawain buat kita"
saya: mungkin aja memang nggak dapet
"pasti ada lah"
(' . ') ya kan kita belum tahu. Terkadang kita begitu suka membicarakan hal buruk orang lain, kita bilang itu untuk mengkritik supaya ia berubah, atau sekedar memberi tahu bagaimana sifat orang itu, dan seterusnya. Padahal masih ada sisi baiknya. Memang, bisa saja orang itu memiliki beberapa sifat buruk, tapi tetap ada sisi positifnya. Dia tetap mau membantu saat kita memang membutuhkan, memberikan opini yang membangun. Hanya saja kita lupa untuk mengungkitnya. Yah, sisi negatif memang lebih menarik untuk didengarkan dan diceritakan ya? :p
Entah saya sudah pernah cerita di sini atau belum.
Beberapa tahun yang lalu.. Dua tahun deh, sekitar dua tahun yang lalu, R datang. Beberapa teman membicarakannya, yang nantinya dia bakal begini lah, jalan sama dia bikin begini lah, dia itu begitu. Eeeehh.. beberapa saat kemudian? Mereka berbalik mendekatinya. Terkadang lucu mengingatnya. Oke... saya juga sering bersikap seperti itu.
Yang tadinya mereka berkata yang negatif, Tuh! Lihat deh, ada sisi baiknya kan? Kita cuma belum benar-benar mengenalnya saja.
Ada lagi. Kali ini bukan orang, ini tentang harapan dan impian.
Beberapa orang mungkin akan memandang skeptis kepada impian yang terlalu tinggi. Tidak apa-apa, jangan ragu. Mereka skeptis karena usaha yang kita lakukan kurang gigih di mata mereka. Ketika mereka mengatakan impian kita adalah hal yang mustahil, jadikanlah itu sebagi pemicu. Mereka melakukan itu untku kebaikan kita.
Kemudian harapan. jangan sedih ketika harapan kita tidak terwujud, atau malah terjadi sebaliknya. Semua sudah diatur yang terbaik untuk kita. Jangan lantas kita menyalahkan Tuhan karena tidak mengabulkan harapan kita.
Ada suatu cerita, Orang Kaya (F) dan sahabatnya (J). Mereka sudah bersahabat sejak lama. F selalu mengajak J pergi bersama dengannya. J memiliki suatu kebiasaan selalu berkata, "ini bagus" hampir di setiap kejadian, baik ataupun buruk.
Suatu hari, F mengajak J untuk berburu bersama. F merupakan penembak yang jitu, ia berhasil mendapatkan buruannya. Sementara J, ini baru pertama kalinya dia berburu, ditambah lagi dengan menggunakan senapan. J sedikit mengalami kesulitan dalam menembak buruannya. Tidak tahu bagaimana bisa terjadi, tanpa sengaja, J menembak jempol F hingga putus. Apa yang dikatakan J? Ia berkata, "Ini Bagus", sambil tersenyum. F sontak marah, dan menjebloskan J ke penjara.
Beberapa saat kemudian, F melakukan ekspedisi ke Afrika bersama beberapa kru. Tiba-tiba, mereka diserbu oleh sekolompok suku pedalaman Afrika. F bersama kru-nya ditawan untuk nantinya dijadikan santapan. Beberapa kru sudah menjadi santapan suku tersebut, hingga tiba giliran F. Tidak disangka F justru dilepaskan oleh mereka. Ternyata, mereka memiliki pantangan untuk memakan orang yang bagian tubuhnya tidak lengkap. Di sini F begitu bersyukur, begitu berhasil pulang, ia langsung menemui J dan berterimakasih. F menceritakan semuanya. F merasa menyesal telah memenjarakan J, dan ia ingin mencabut tuntutannya. Tetapi J menolak, dan berkata, "Ini bagus".
"Bagus bagaimana? kamu selalu berkata bagus. Bagus apanya?"
"Iya, bagus. Bayangkan saja jika saat itu saya tidak dipenjara dan malah ikut bersamamu ke Afrika, pastilah saya sudah menjadi hidangan makan malam mereka"
***
Maka dapat disimpulkan dari cerita tadi, ambillah sisi positif dari apa yang sudah terjadi meskipun itu tidak sesuai dengan harapan atau justru malah merugikan kita. Nantinya kejadian itu bisa saja menuntun kita ke arah yang lebih baik. :)
Sekian.
Kalau ada yang kurang nyambung saya mohon maaf.
sekali lagi, ini hanya suatu renungan naif saya. Hanya bentuk pemikiran tidak berteori dan berdasarkan persaan semata. Mohon maaf jika isinya ngawur dan terlihat sangat naif dan dangkal.
No comments:
Post a Comment