Sebenarnya ini note yg saya ambil dari fb. note ini saya
tulis sekitar setahun yg lalu. :)
10 Januari 2012 21:43
Saya tahu lagu bagus belajar dari mendengarkan radio.
Saya tahu film-film bagus, film yang diputar di tv /
bioskop.
Saya belajar bersikap pada orang lain, saya melihat dari
bagaimana orang sekeliling saya bersikap.
Saya ini Peniru.
Tulisan ini untuk renungan, terlebih lagi untuk diri saya.
Dan sekali lagi saya akan menulis tulisan yang tidak
penting.. ;p
Ini perenungan saya, Saat saya melihat teman-teman saya berbicara tentang orang yang dilihatnya.
Karena saya tidak tahu (saya masih kurang mengerti tentang cara pandang
mereka), saya jadi menganggap apa yang mereka katakan tentang orang yang
dilihatnya itu adalah wajar. Wajar yang saya tujukan di sini adalah pendapat
mereka.
Dulu juga pernah begitu, teman saya berbicara tentang
seseorang, apa saya tidak malu dekat dengan orang itu? Apa saya tidak malu jika
saya ditanyai perihal orang itu? Saat itu saya menjawab kenapa saya harus malu?
Lalu ia terus bertanya, dan akhirnya saya tahu bagi teman saya seolah-olah
kedekatan saya dgn orang tersebut itu suatu hal yang memalukan. Jahatnya di
sini, saya meninggalkan orang itu. Menyesal? Tidak. Kami tetap berhubungan,
meski jarang. Setidaknya sesekali, dan hubungan kami baik-baik saja. Aneh kan?
Orang itu yang terlalu baik. Dia tidak bertanya kenapa saya tiba-tiba
menjauhinya. Ketika saya pergi, dia membiarkan saya. Tidak bertanya atau
mencegah.
Lalu, beberapa saat kemudian, saya melihat lagi teman-teman
berbicara tentang orang yang dilihatnya. Saya pun terbawa arus. Semua orang di
sekitar saya membicarakannya. Dan saya pun berpikir bahwa yang teman-teman saya
katakan memang benar. Tanpa melihat apa yang dirasakan orang itu. Setelah itu
saya sadar, siapa yang salah di sini. Saat itu yang paling disalahkan orang
itu, karena sikapnya yang begitu, karena dirinya yang berbeda. Lalu kemudian,
kami yang disalahkan, karena sikap kami yang menjauhinya. Mungkin bukan
sepenuhnya menjauhi, kami tetap peduli, memberi hadiah, menjenguk saat sakit.
Kami hanya berbincang tentangnya. Itu saja.
Suatu ketika saya merenung dan berpikir. Apakah itu benar?
Membicarakan orang lain? Kata teman saya, itu wajar.. OOO... lalu, apakah masih
wajar ketika berbicaranya
menjelek-jelekkan? Mereka bilang, itu tidak menjelek-jelekkan, cuma
berkomentar (saya lupa apa jawaban pastinya). Lagipula, sekali-sekali nggak
apalah, nggak mungkin kita nggak pernah ngomongin orang. (dan saya juga lupa
apa jawaban pastinya).
Ok, jadi kesimpulannya itu wajar. Atau mungkin saya saja
yang tidak wajar, atau tidak tahu bahwa itu memang salah. Seperti misalnya:
make up menor? Apa salah pake make up menor untuk kuliah?
Errr... seharusnya salah sih... Itu mau ke mall atau kuliah. Pasti pikirnya
begitu. Dan yang di kepala saya, biarkan saja, toh muka punya dia, make up
punya dia, mau menor mau nggak. Masalah buat loe??
Ada kejadian lagi, kami duduk di satu ruangan sama,
tiba-tiba seseorang masuk dan orang itu berbeda dari kami, lebih dewasa, dan
lebih yang lainnya. Dia masuk karena memang ada keperluan dan harus masuk.
(nggak harus juga sih.. =.=) Di ruangan itu langsung heboh membicarakannya.
Oke, dia datang terlambat, sangat terlambat. Saya sering datang terlambat
seperti itu? Jadi? Dia penampilannya lebih 'wah', terus? Saya sering liat
penampilan begituan.. O.o Saat itu saya benar-benar heran, apa salahnya?
Perlalkuan dari orang penting yang ada di ruangan itu? Ya, mungkin saja dia
pintar? Atau karena dia minoritas (red:bukan termasuk kelompok kami. bukan
masalah etnis), karena dari kelompoknya hanya dia yang bersama kami. Ketika
saya tanya kenapa, mereka tidak memberi jawaban memuaskan bagi saya.
Apakah salah menjadi berbeda? Orang-orang yang membicarakan
itu terlihat seperti orang yang baru pertama kali melihat orang lain. sikap mereka telah membuat pola pikir saya
ikut seperti mereka. Dulu Saya jadi enggan untuk dekat dengan orang seperti
yang dianggap teman saya dulu sebagai sesuatu yang memalukan. Meskipun begitu, saya berusaha membentuk pola pikir
saya kembali. Saya mulai berteman dengan orang orang tersebut. Saya tetap cuek
dengan orang yang bermake-up tebal. Sedihnya lagi, tadi secara jelas, orang itu
disinggung. Apa salahnya?
Apa salahnya dia hitam? Apa salahnya dia gendut? Apa
salahnya pekerjaannya tidak bagus? Apa salahnya dia bermakeup tebal? Apa
salahnya dia berbeda??? Atau itu bukan kesalahan? Hanya untuk menghibur kah?
Tapi apa anda tidak tahu kalau itu menyakitkan? Coba berpikir dari sudut
pandang orang yang anda bicarakan? Jika anda merasa itu ok, ok lanjutkan. Jika
tidak, maka hentikan.Atau mungkin anda hanya heran karena tidak pernah melihat
itu??? O.o
#ProudtoBeDifferent
No comments:
Post a Comment