Best Survey Site

7/14/2013

Perbincangan Heran akan Perbedaan

Sebenarnya ini note yg saya ambil dari fb. note ini saya tulis sekitar setahun yg lalu. :)

10 Januari 2012 21:43

Saya tahu lagu bagus belajar dari mendengarkan radio.
Saya tahu film-film bagus, film yang diputar di tv / bioskop.
Saya belajar bersikap pada orang lain, saya melihat dari bagaimana orang sekeliling saya bersikap.
Saya ini Peniru.
Tulisan ini untuk renungan, terlebih lagi untuk diri saya.

Dan sekali lagi saya akan menulis tulisan yang tidak penting.. ;p
Ini perenungan saya, Saat saya melihat teman-teman saya  berbicara tentang orang yang dilihatnya. Karena saya tidak tahu (saya masih kurang mengerti tentang cara pandang mereka), saya jadi menganggap apa yang mereka katakan tentang orang yang dilihatnya itu adalah wajar. Wajar yang saya tujukan di sini adalah pendapat mereka.

Dulu juga pernah begitu, teman saya berbicara tentang seseorang, apa saya tidak malu dekat dengan orang itu? Apa saya tidak malu jika saya ditanyai perihal orang itu? Saat itu saya menjawab kenapa saya harus malu? Lalu ia terus bertanya, dan akhirnya saya tahu bagi teman saya seolah-olah kedekatan saya dgn orang tersebut itu suatu hal yang memalukan. Jahatnya di sini, saya meninggalkan orang itu. Menyesal? Tidak. Kami tetap berhubungan, meski jarang. Setidaknya sesekali, dan hubungan kami baik-baik saja. Aneh kan? Orang itu yang terlalu baik. Dia tidak bertanya kenapa saya tiba-tiba menjauhinya. Ketika saya pergi, dia membiarkan saya. Tidak bertanya atau mencegah.



Lalu, beberapa saat kemudian, saya melihat lagi teman-teman berbicara tentang orang yang dilihatnya. Saya pun terbawa arus. Semua orang di sekitar saya membicarakannya. Dan saya pun berpikir bahwa yang teman-teman saya katakan memang benar. Tanpa melihat apa yang dirasakan orang itu. Setelah itu saya sadar, siapa yang salah di sini. Saat itu yang paling disalahkan orang itu, karena sikapnya yang begitu, karena dirinya yang berbeda. Lalu kemudian, kami yang disalahkan, karena sikap kami yang menjauhinya. Mungkin bukan sepenuhnya menjauhi, kami tetap peduli, memberi hadiah, menjenguk saat sakit. Kami hanya berbincang tentangnya. Itu saja.

Suatu ketika saya merenung dan berpikir. Apakah itu benar? Membicarakan orang lain? Kata teman saya, itu wajar.. OOO... lalu, apakah masih wajar ketika berbicaranya  menjelek-jelekkan? Mereka bilang, itu tidak menjelek-jelekkan, cuma berkomentar (saya lupa apa jawaban pastinya). Lagipula, sekali-sekali nggak apalah, nggak mungkin kita nggak pernah ngomongin orang. (dan saya juga lupa apa jawaban pastinya).

Ok, jadi kesimpulannya itu wajar. Atau mungkin saya saja yang tidak wajar, atau tidak tahu bahwa itu memang salah. Seperti misalnya:
make up menor? Apa salah pake make up menor untuk kuliah? Errr... seharusnya salah sih... Itu mau ke mall atau kuliah. Pasti pikirnya begitu. Dan yang di kepala saya, biarkan saja, toh muka punya dia, make up punya dia, mau menor mau nggak. Masalah buat loe??

Ada kejadian lagi, kami duduk di satu ruangan sama, tiba-tiba seseorang masuk dan orang itu berbeda dari kami, lebih dewasa, dan lebih yang lainnya. Dia masuk karena memang ada keperluan dan harus masuk. (nggak harus juga sih.. =.=) Di ruangan itu langsung heboh membicarakannya. Oke, dia datang terlambat, sangat terlambat. Saya sering datang terlambat seperti itu? Jadi? Dia penampilannya lebih 'wah', terus? Saya sering liat penampilan begituan.. O.o Saat itu saya benar-benar heran, apa salahnya? Perlalkuan dari orang penting yang ada di ruangan itu? Ya, mungkin saja dia pintar? Atau karena dia minoritas (red:bukan termasuk kelompok kami. bukan masalah etnis), karena dari kelompoknya hanya dia yang bersama kami. Ketika saya tanya kenapa, mereka tidak memberi jawaban memuaskan bagi saya.

Apakah salah menjadi berbeda? Orang-orang yang membicarakan itu terlihat seperti orang yang baru pertama kali melihat orang lain.  sikap mereka telah membuat pola pikir saya ikut seperti mereka. Dulu Saya jadi enggan untuk dekat dengan orang seperti yang dianggap teman saya dulu sebagai sesuatu yang memalukan. Meskipun  begitu, saya berusaha membentuk pola pikir saya kembali. Saya mulai berteman dengan orang orang tersebut. Saya tetap cuek dengan orang yang bermake-up tebal. Sedihnya lagi, tadi secara jelas, orang itu disinggung. Apa salahnya?

Apa salahnya dia hitam? Apa salahnya dia gendut? Apa salahnya pekerjaannya tidak bagus? Apa salahnya dia bermakeup tebal? Apa salahnya dia berbeda??? Atau itu bukan kesalahan? Hanya untuk menghibur kah? Tapi apa anda tidak tahu kalau itu menyakitkan? Coba berpikir dari sudut pandang orang yang anda bicarakan? Jika anda merasa itu ok, ok lanjutkan. Jika tidak, maka hentikan.Atau mungkin anda hanya heran karena tidak pernah melihat itu??? O.o




#ProudtoBeDifferent

No comments:

Post a Comment