Akhir-akhir ini insomnia saya semakin parah.... Susah
tidurnya dan itu nyiksa. Ya udahlah, mumpung masih bangun tengah malem gini
nulis edisi #Ngalong3 !! Sudah lama saya nggak nulis edisi ngalong. Biasanya
semakin malem saya bakal makin ngawur nulisnya. Hahahaha... Okee.. skip
Saya masih mikir apa yang mau saya tulis. Oh ya! Pilpres!
Tahun ini Pesta demokrasinya meriaaaah banget. Banyak kampanye, nggak cuma dari
timses, sekarang para pendukung juga ikut mensukseskan kampanye capres
pilihannya. Ada yang positif dan ada yang negatif. Saya paling jengkel sama
yang negatif alias Black Campaign. Entah mereka dapet inspirasi darimana bisa
nulis berita atau informasi nggak jelas kebenarannya gitu. Mungkin awalnya
mereka itu pengen jadi penulis sinetron atau film kali ya? Jago banget bikin
informasi jeleknya.
Semakin maju teknologi dan kebebasan mengutarakan pendapat yang dijunjung tinggi, pemilu semakin meriah. Semua
berpartisipasi. Tapi kalau sampe fitnah itu keterlaluan. Well, namanya politik
atau seni untuk mempengaruhi orang lain demi mendapat kekuasaan, ya segala cara
dilakukan. Selain itu semakin mudahnya akses internet, informasi semakin mudah
didapat dan disebar, dimana terkadang kebenarannya diragukan. Jadi pada pesta
demokrasi kali ini ada banyak berita negatif yang ditujukan kepada pasangan
capres-cawapres yang tersebar. Sulit untuk mengetahui apakah berita tersebut
benar atau tidak. *sigh*
Pada pilpres tahun ini, media massa sudah nggak netral lagi.
Mereka sekarang berubah jadi jamrud. *apa sih* Ya, mereka sekarang sudah
berpihak ke salah satu kubu. Sebut saja mereka TV One dan Metro TV. Sebenarnya
ada banyak lagi. Sebelumnya saya mau berterimakasih pada dua saluran televisi
tersebut, karena telah menunjukkan contoh keberpihakan media dengan sangat
jelas. MetroTv yang tadinya menjadi saluran tv wajib bagi saya, sekarang saya
menjadi sangat enggan. Semua berita selalu membahas hal positif Jokowi dan hal
negatif Prabowo. Sementara TV One kebalikannya, TV One lebih membahas hal
positif Prabowo dan kejelekan Jokowi. Di dua saluran tersebut jarang (atau
malah nggak pernah) menampilkan berita negatif pasangan capres cawapres yang
didukungnya. Jadi ya kalau kita mau lihat sisi negatif dan positif
masing-masing pasangan bisa pantengin itu dua saluran tv. Lagi-lagi, entah itu benar atau tidak.
Jika dibandingkan dengan pilpres periode yang sebelumnya,
pilpres periode ini lebih ramai. Terimakasih koneksi internet yang memudahkan
akses informasi kami sehingga semua bisa menyerukan pendapatnya melalui media
sosial online.
Bentar... Whoaaaaa... edisi ngalong kali ini serius banget
yah.. Mi apah.. hahaha
Oke balik ke topik.. Sebenarnya saya lupa mau nulis
apa. Sebentar....
Oh ya, balik lagi ke kampanye hitam alias Black Campaign.
Saya bener-bener bingung dibuatnya. Banyaknya black Campaign yang beredar
membuat saya bingung menentukan pilihan saya. Di berita ini dikatakan bahwa
pasangan capres-cawapres ini bagus di hal A dan banyak kejelekannya. Sementara
di berita lain dikatakan pasangan capres-cawapres ini bagus di hal B dan banyak
kejelekannya. Dimana berita bagus dan berita buruk tentang satu pasangan
capres-cawapres itu bisa bertolak belakang. Oke mungkin bisa diatasi dengan
melihat darimana sumbernya. Tapi, seperti yang saya bilang tadi media sekarang
sudah nggak netral. Yep, media massa online juga sudah berpihak ke salah satu
pasangan. Trus aku kudu piye?
Untuk masalah black campaign kebanyakan orang beranggapan
bahwa black campaign itu ditujukan dari salah satu pihak ke pihak lawan.
Padahal bisa saja yang membuat black campaign itu justru dari salah satu pihak
yang ditujukan ke pihak itu sendiri, alias dia memfitnah kubu yang didukungnya
sendiri. Loh kok gitu? Iya... Untuk menciptakan kesan bahwa pihaknya lah yang
menjadi pihak yang tersakiti dan pihak yang difitnah untuk mendapatkan simpati
dari rakyat. Bingung kan?
Misalkan ya Anto dan Budi maju jadi calon ketua kelas TK 0
besar. Di pihak anto ada Kambing yang jadi timsesnya. Nah kambing ini membuat
rumor atau berita palsu yang membahas kejelekan Anto. Pendukung Anto, yang
sudah banyak baca tentang kebaikan Anto, nggak percaya dan mengira pihak Budi
yang membuat cerita. Jadilah, Anto dapat dukungan sementara pihak Budi banyak
dicerca.
Nah, gimana kalau ternyata kejadiannya gitu? Gimana kalau
selama ini pihak yang kalian dukunglah yang melakukan cara itu buat menarik
simpati kalian? Nggak Cuma berita tentang kejelekan juga yang diragukan
kebenarannya, berita baik juga nggak jarang dipalsukan. Hayo lhoooh..
Teman saya pun berkata, gampangnya, kamu mau presiden kita
orangnya yang seperti apa, yang sifatnya bagaimana terlepas dari semua berita
palsu yang ada. Tetap saja sulit, karena seperti apa pun orangnya, asalkan bisa
membawa Indonesia jadi lebih baik dan bukan semata mengejar kekuasaan, saya
akan senang untuk memilih pasangan capres tersebut. Bagaimana kemampuannya,
bagaimana prestasinya. Lagi-lagi semua terhalang berita-berita sampah itu.
Tadi saya membaca sebuah artikel yang berjudul “Kenapa SemuaOrang Perlu Berpikir seperti Ilmuwan”. Dalam tulisan tersebut terdapat istilah
Confirmation Bias yang bisa diartikan kecenderungan orang untuk mencari
informasi yang mendukung (confirm) pendapat atau kepercayaan orang tersebut.
Confirmation bias menjebak kita untuk puas dengan informasi yang kita
percaya (yang mendukung pendapat kita) dibanding mencari kebenaran yang sesungguhnya.
Inilah yang terjadi pada pendukung capres-cawapres kita.
Inti dari artikel “Kenapa Semua Orang Perlu Berpikir seperti Ilmuwan” adalah cara berpikir ilmuwan sangat bagus untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, terlepas dari bidang apapun yang ditekuni. Dengan menguji korelasi
setiap masalah atau fenomena di sekitar kita, maka pertimbangan dan keputusan
akan lebih optimal. Seandainya semua orang memiliki analisis terhadap semua
informasi yang diterima, pasti kita akan lebih mengerti satu sama lain. Dengan
berpikir kritis dan tidak puas dengan pendapat kita yang diterima, dapat menghindarkan
kita terjebak dari confirmation bias dan tidak mudah termakan propaganda.
Cerna baik-baik
informasi yang kita temukan dan selalu tanyakan kebenarannya. Pilihlah dengan
bijak capres dan cawapres untuk Indonesia, bukan untuk keuntungan pribadi atau
golongan semata. J
Siapa pun Capres-Cawapres yang terpilih, terima dengan ikhlas, dan
rajin-rajin memberi kritik yang membangun untuk pemerintahan selanjutnya. Semoga
pilpres hari ini dapat berjalan dengan baik dan damai. Demi Indonesia yang
Lebih Baik!
Adios!
(Ini adalah pemikiran sederhana dan pendapat dari sudut
pandang penulis, ditambah beberapa sumber yang ada. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan. Terimakasih atas perhatiannya.)
No comments:
Post a Comment